Chapter 37 : Kembali Membawa Luka atau Harapan? - Hai, Assalamu'alaikum Readers

Jumat, 22 Desember 2023

Chapter 37 : Kembali Membawa Luka atau Harapan?

 



Sejenak Nafisah menatap Zulfa. Nafisah begitu mengerti betapa benci dan kecewanya Zulfa terhadap Marcello. Tetapi bagaimana pun keadaannya, apakah Nafisah bisa menjamin kalau sahabatnya itu bisa jatuh cinta lagi kepada pria yang jelas-jelasnya memberinya luka?


Tentu saja tidak bisa.


Nafisah mengusap pelan pipi Zulfa. Sahabatnya itu baru saja menangis. Menangis karena menyesali gagalnya menjadi seorang Ibu yang baik.


"Kalau kamu mulai mencintainya.. Aku ikut senang. Biar bagaimanapun toh juga kalian sudah menikah. Tinggal satu atap."


"Tapi Naf-"


Belum sempat Zulfa melanjutkan pembicaraannya, Adelard masuk dan sekarang berada di antara mereka. Sadar kalau bukan waktunya melanjutkan obrolan, Zulfa pun kembali memeluk Nafisah.


"Bumil harus banyak istirahat ya. Jangan banyak pikiran. Urusan Rafa yang sedang hilang, kamu jangan ikut pusing. Kamu cukup bantu doa sisanya aku sama Marcello dan Adelard yang mencarinya."


"Zulfa benar. Kamu jangan sampai banyak pikiran." sahut Adelard.


Nafisah pun menurut. Meskipun wajahnya terlihat sedang sedih dan mengkhawatirkan Rafa. Tetapi ia juga harus memikirkan calon janin di dalam kandungannya. Jangan sampai stress apalagi keguguran.


Setelah itu Zulfa pamit pergi keluar ruangan. Bahkan setelah keluar dari ruangan pun, Zulfa merasa gugup dan takut. Bagaimana bisa Rafa yang selama ini 24 jam penuh di jaga oleh pengasuh Nafisah tiba-tiba bisa hilang?


Zulfa menggeleng pelan. Seharusnya kata-kata itu tamparan keras buatnya. Bukankah hilangnya Rafa secara tidak langsung adalah kesalahan dirinya?
Ibu macam apa dirinya yang sudah amembenci seorang anak yang tidak bersalah hanya karena kesalahan di masalalu hingga akhirnya Nafisah lah yang berinisiatif mengadopsinya dan berakhir hilang?


Zulfa berjalan dengan lemas dan pandangan datar. Merasa menyesal dan bodoh dengan dirinya sendiri karena baru sadar betapa berartinya Rafa baginya.


"Zulfa.."


Zulfa langsung menoleh ke samping. Ada Marcello berdiri sambil mengulurkan salah satu tangannya.


"Tangan aku nganggur. Sini pegangan sama tangan aku.. "


"Emang boleh?"


"Ada yang halal kenapa mesti pakai izin?"


Akhirnya Zulfa mengalah. Ia mendekati Marcello dan kedua tangan mereka saling bertautan. Marcello tersenyum kecil.


"Bagaimana Nafisah? Kehamilannya baik-baik aja kan?"


"Alhamdulillah baik. Lalu bagaimana Rafa? Udah ada kabar?"


Marcello menggeleng pelan. "Belum. Kamu jangan khawatir. Aku akan berusaha mencari tahu dimana keberadaan Rafa."


Zulfa mengangguk. Kedua langkahnya sejalan dengan Marcello yang kini berada di sampingnya.


"Dan juga aku akan meminta izin sama Ayahku untuk mencari Rafa terlebih dahulu sebelum janji itu di tepati."


Zulfa langsung terdiam. Ia hampir saja lupa kalau ia dan Marcello sebentar lagi akan berpisah karena kesepakatan dirinya dengan Stevano, Ayah Marcello. Bahkan Stevano pun sudah membayarnya untuk segera berpisah dengan putranya. Jika tidak, maka orang-orang terdekat Zulfa akan menanggung akibatnya.


Ketika rasa nyaman mulai hadir. Zulfa sendiri tidak yakin apakah ikhlas berpisah dengan Marcello atau tidak seandainya semua urusan sudah selesai. Tapi tiba-tiba, Zulfa ingat satu hal.


"Marcello, aku ingin bertanya padamu?"


"Apa?"


"Apakah aku salah kalau sampai berpikir Rafa di culik oleh Ayahmu?"


"Maksud kamu? Tidak Zul, tidak mungkin. Secara tidak langsung Rafa itu adalah cucunya."


"Masalahnya apakah Ayahmu tahu kalau kita memiliki putra?"


Marcello langsung memasang wajah lesu. "Sayangnya tidak."


"Bagaimana kalau kita bertanya pada Ayahmu?"


"Jadi maksud kamu pelakunya adalah Ayahku dan dia mulai mencelakai orang-orang terdekatmu. Begitu?


****

Halo, udh hampir sebulan lebih tidak lanjut..

Tapi masih seperti biasanya, insya Allah aku tidak akan pesimis dan usahain lanjut sampai akhir 🩷

Tidak perduli sekalipun tidak ada yg baca atauu mungkin ada yg udah bosan dengan alurnya

Yg terpenting adalaah..

Aku punya cara bahagiain diriku sendiri sebagai penulis dengan menyelesaikan ceritanya sampai akhir tanpa menggantung 😊

Sehat slalu ya..

Instagram : lia_rezaa_vahlefii



Tidak ada komentar:

Posting Komentar