[CERPEN] Rindu yang Tak Usai - Hai, Assalamu'alaikum Readers

Selasa, 28 Maret 2023

[CERPEN] Rindu yang Tak Usai

 


Langkah kakinya berjalan menyusuri jalan setapak yang berbatu. Desisan kicauan burung serta siulan angin yang berhembus sejuk selalu menjadi kenikmatan tersendiri ketika bertubuh tinggi tepat ini melewati jalan yang terasa sempit. Pohon-pohon rindang yang tumbuh di sekitar sini seolah menjadi penghalau bagi terik matahari yang hendak memanaskan tempat sunyi ini.

 

Ah, rasanya begitu sejuk dan juga menyegarkan. Ditambah dengan bentangan panorama alam yang mengelilingi tempat ini. Terdapat bukit nan asri, serta tak jauh dari sini terlihat pintu masuk hutan lindung yang begitu terjaga kelestariannya. Siapa saja pasti akan betah jika berlama-lama berada di tempat ini. Sayangnya, tempat ini begitu sepi.

 

Hanya terlihat satu atau dua orang yang hilir mudik berada di sekitar sini sembari menenteng sapu ijuk serta peralatan kebersihan lainnya, dan seorang lelaki muda yang masih melangkahkan kedua kaki panjangnya menuju ke tempat tujuannya sembari membawa sebuket bunga Lily di tangan kanannya.

 

Langkah kaki pria ini terhenti tepat di depan sebuah gundukan tanah yang terlihat begitu bersih dan juga rapi. Ia berjongkok di samping pusara seorang wanita dengan sebuah nama Clara Anjani yang tertulis di atas batu nisan itu.

 

Senyum lelaki ini terlihat begitu sendu, diikuti dengan pelupuk matanya yang terasa penuh saat memandang makam yang ada di hadapannya. Perlahan, pria pemilik mata coklat ini meletakkan buket bunga Lily yang ia bawa tepat di bawah batu nisan hitam di iringi tetesan air mata yang membasahi kedua pipinya.

 

"Hai Ra, gimana kabar mu? aku datang bawa bunga Lily kesukaan kamu."

Suara lelaki ini terdengar bergetar hebat sembari salah satu tangannya mengelus batu nisan ini layaknya ia tengah mengusap kepala dari wanita yang telah beristirahat dengan damai di bawah pusara ini. Selalu seperti ini saat lelaki yang kerap di sapa Jeff berkunjung ke makam wanita yang paling ia cintai.

 

Ia tak kuasa menahan air mata saat netranya membaca nama dari wanita yang seharusnya berada di sisinya saat ini. Meskipun dua tahun telah berlalu, namun perasaan sedih selalu menggerogoti hati Jeff hingga membuatnya merasa rapuh.

 

Dia tak sanggup berada di dunia yang tak di lagi di tempati oleh belahan jiwanya. Dadanya terasa sesak karena separuh nyawanya telah hilang dibawa oleh sosok Clara.
Ia menangis kuat hingga suasana tenang nan sunyi di tempat ini terganggu akibat isak tangis sang pria yang tak mampu membendung rasa rindu dan pilunya. Ia sudah berada di titik terlemahnya. Ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk menyambung hidupnya, ia telah kalah.

 

"Ra, apa aku boleh nyerah? Aku sudah tidak kuat berada disini. Kalau aku memilih untuk menyusul mu, apa kamu akan senang atau marah sama aku?"


(by. Ami)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar