ASSALAMU’ALAIKUM!
Dalam sebuah novel ataupun cerpen, istilah POV atau Point of View sudah
tidak asing lagi kan di telinga para Sobat Lia. Maksud dari POV itu sendiri
ialah sudut pandang. Nah, dalam pembahasan kali ini, kita akan mengulas lebih
jauh macam sudut pandang dalam cerita fiksi yang harus kita ketahui.
Salah satu unsur
terpenting dalam pembuatan cerita fiksi ialah sudut pandang tokoh atau POV.
Selain tema, sudut pandang dinilai begitu penting dan harus diperhitungkan
baik-baik oleh setiap penulis ketika ingin membuat suatu cerita.
Mengapa demikian? karena,
sudut pandang atau POV memiliki pengaruh yang kuat dalam penyajian suatu
cerita. Tidak heran, sudut pandang menjadi salah satu faktor penting kesuksesan
penulis dalam menggarap cerita tersebut.
Sudut pandang yang dapat
digunakan oleh penulis itu cukup beragam. Namun, cukup ketahui saja 3 macam
sudut pandang dalam cerita fiksi. Berikut ini daftar POV yang perlu diketahui
lengkap dengan contohnya.
Sudut Pandang Orang Pertama
Macam sudut pandang dalam
cerita fiksi yang pertama ialah Sudut pandang orang pertama. Mengapa disebut
sebagai orang pertama? sebab, penulis memposisikan dirinya sendiri sebagai si
tokoh utama tersebut.
Sapaan yang sangat khas
dari sudut pandang ini ialah dengan menggunakan kata ganti seperti, ‘Aku’, ‘Saya’,
ataupun ‘Kami’. Saat menggunakan sudut pandang ini, Sobat Lia harus
memposisikan diri seolah sedang menjadi salah satu tokoh yang terdapat dalam
cerita tersebut.
Jadi, para pembaca juga
akan merasakan seperti dirinyalah yang berada di dalam cerita tersebut. Supaya
Sobat Lia tidak merasa bingung maksud dari sudut pandang orang pertama, mari
kita simak bersama contohnya di bawah ini ya!
Bau anyir langsung
tercium kuat saat kedua kakinya menapak ke dalam kamar hotel ini. Dapat
kulihat, bercak darah tersebar hampir diseluruh lantai ruangan ini. Seorang
wanita dengan pakaian minim terduduk lemas sembari memegang sebuah pisau di
telapak tangannya.
Segera aku mengeluarkan
pistol yang selalu tersembunyi di balik jubah yang kukenakan saat ini. Kedua
tanganku mengepal senapan mematikan ini dengan kuat sembari kuarahkan kepada
wanita yang ku duga sebagai tersangka dari semua kejadian ini.
Sudut Pandang Orang Kedua
Jika salah satu ciri dari
sudut pandang orang pertama selalu menggunakan kata ganti ‘Aku’ atau ‘Saya’,
untuk sudut pandang kali ini menggunakan kata sapaan, ‘kau’ atau juga ‘kamu’.
Sobat Lia pernah membaca suatu cerita yang menggunakan sudut pandang seperti
ini?
Mungkin sebagian besar
tidak pernah ya. Sebab, lazimnya para penulis kerap menggunakan sudut pandang
orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga. Dalam karya sastra, sudut
pandang orang kedua biasanya digunakan dalam puisi, penulis instruksional,
pidato, hingga artikel persuasive.
Adapun contoh dari sudut
pandang orang kedua itu seperti:
Sudah lebih dari dua jam
kamu menunggu disini. Namun, kedua matamu belum melihat siluet dari Rika, salah
satu teman terbaikmu. Rasa cemas mulai melanda. Hatimupun mulai bertanya-tanya,
kemana perginya sosok sahabatmu itu?
Sudut Pandang Orang Ketiga
Nah, untuk sudut pandang
yang satu ini pasti sangat lumrah ya bagi Sobat Lia. Sebab, author kesayangan
kita kerap menggunakan sudut pandang ini saat mengemas ceritanya yang
mengesankan.
Adapun ciri khas dari
sudut pandang ini ialah menggunakan kata ganti ‘Dia’, ‘Ia’, dan juga ‘Mereka’.
Seorang penulis yang menggunakan sudut pandang ini mengisahkan dirinya sendiri
sebagai orang yang mengamati serta mengawasi si tokoh dalam cerita tersebut.
Jadi, penulis
membahasakan dirinya sebagai si paling tahu situasi dan keadaan yang sedang
terjadi di dalam cerita tersebut. Untuk lebih memahami sudut pandang ini, simak
ya contohnya di bawah ini.
Contoh ini dikutip
langsung dari novel terbaru milik author kesayangan kita yang berjudul ‘Kembali
Membawa Luka Atau Harapan.’
Sebenarnya Kevin sedikit kecewa karena sejak
kegiatan makan siang bersama waktu itu hingga sekarang, ia sama sekali belum
bertemu dengan Zulfa. Padahal terakhir kali dirinya bertemu saat kejadian di
minimarket yang ada di kota Bali.
Saat dimana Marcello tidak mampu membayar
semua belanjaanya hingga akhirnya Kevin sendiri lah yang rela membayarnya.
Semua yang ia lakukan, demi menarik perhatian Zulfa.
Demikianlah macam sudut pandang dalam cerita
fiksi yang perlu Sobat Lia ketahui. Disarankan bagi penulis pemula untuk
menggunakan sudut pandang orang pertama. Sebab, selain mudah, penulis dapat
mengapresiasikan perasaannya dalam cerita yang sedang ia buat.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar