Chapter 32 : Kembali Membawa Luka Atau Harapan? - Hai, Assalamu'alaikum Readers

Kamis, 27 Juli 2023

Chapter 32 : Kembali Membawa Luka Atau Harapan?


Nafisah dan Adelard sedang menikmati sarapan pagi dengan tenang. Seharusnya menu masakan kali ini begitu nikmat di tenggorokannya. Tetapi ntah kenapa, kali ini rasanya begitu hambar di tenggorokan Adelard.


"Mas?"


"Hm?"


"Mas masih cemburu?"


Adelard tak langsung menjawab. Ia malah mengambil segelas air lalu meminumnya hingga habis. Setelah itu Adelard berdiri.


"Aku sudah selesai sarapan."


"Aku belum selesai bicara."


Nafisah ikutan berdiri. Ia mengitari meja hanya untuk berdiri di hadapan suaminya. Adelard merasa jengah.


"Kamu ini kenapa?"


"Mas yang kenapa?" Nafisah mulai emosi. "ejak kemarin Mas itu berubah jadi diam dan kaku sama aku. Lebih banyak bungkam dan ngomong seperlunya aja sama aku. Salahnya aku dimana?"


"Nafisah.. "


"Yang perlu di salahkan itu sahabat Mas! Dia yang suka datang kemari."


Adelard menatap Nafisah dengan pandangan datar. "Kalau begitu sekarang jelaskan padaku. Kenapa dia sering datang kesini? Aku rasa kalau alasannya adalah Rafa sepertinya masih ada hal lain yang tidak aku tahu."


"Aku tidak mengerti kenapa Marcello sering kesini. Dengar ya Mas Daniel-"


Tiba-tiba Adelard mencengkram lengan Nafisah. Menatapnya tajam sambil menahan amarah yang terpendam sejak kemarin.


"Jangan pernah memanggil nama itu. Kamu tahu sendiri nama itu sudah mati?"


"Lepas!" Nafisah melepaskan tangan Adelard pada lengannya. "Aku tidak akan menyebutnya kecuali Mas mau berdamai padaku. Ngerti?"


Adelard menarik sudut bibirnya. Ia memundurkan langkahnya. Sedangkan Nafisah mencoba mengendalikan emosinya yang saat ini sedang tidak stabil sejak kemarin apalagi di usia kehamilannya yang sudah menginjak 5 bulan.


"Aku akan memikirkannya."


"Mas!"


Setelah mengatakan itu, Adelard langsung pergi meninggalkan Nafisah. Begitu Adelard hilang dari pandangan Nafisah, kedua mata Nafisah mulai berkaca-kaca. Apa yang terjadi saat ini, mirip seperti kejadian di masalalu.  Dimana saat kondisinya sedang hamil dan saat itu Adelard masih di penjara. Meskipun di penjara, Adelard tetap tidak perduli dan malah mencampakkannya.


*flashback..


Nafisah terbaring lemah di brankar rumah sakit setelah ia baru saja menjalani kuret karena keguguran. Kehamilannya yang sudah menginjak trimester 2, tidak bertahan lama faktor stress yang semakin memburuk.


"Naf.. "


"Aku jahat Zul, aku Ibu yang gagal.."


"Kamu nggak salah. Ingat, jangan terus menerus nyalahin diri kamu sendiri. Oke?"


Zulfa merunduk hanya untuk memeluk Nafisah yang masih terbaring lemah. Wajah yang pucat dengan kedua mata sembab terus saja terlihat selama berhari-hari karena psikis Nafisah yang sedang tidak baik-baik saja.


"Seandainya bisa di ulang. Aku nggak pernah mau menerima tawaran Hanif. Apa yang terjadi pada Mas Daniel sekarang, semuanya gara-gara aku."


"Iya aku tahu. Tapi biar bagaimana pun dia juga salah Naf. Kejahatan pemalsuan identitas dan investasi online yang dia lakukan sudah membuat banyak korban. Hanif itu Intel yang menyamar. Dengan cara dia mengajakmu kerja sama waktu itu karena dia tahu, kamu nggak akan pernah buka hati pada siapapun termasuk dengan pria yang akhirnya di jodohkan sama kamu, Daniel."


"Tetapi kenyataannya? Aku malah jatuh cinta sama dia dan berhasil membuatnya kehilangan kepercayaan sama aku. Gara-gara aku terlalu memikirkan bagaimana cara mengembalikan kepercayaan Mas Daniel, perkembangan calon bayi kami sampai terabaikan. Aku memang benar-benar ibu yang gagal.."


Zulfa pun melepas pelukannya pada Nafisah. Ia menghapus sisa air mata yang menempel di pipi sahabatnya.


"Aku nggak bermaksud membongkar semua kejahatan Mas Daniel begitu aku mengetahui semua masalalunya. Mas Daniel yakin, aku tidak akan menghianatinya. Earpiece yang dipasang Hanif melalui anting-antingku, pada akhirnya aku simpan di tempat yang aman. Tetapi aku tidak sadar kalau alat itu di curi secara diam-diam oleh mama tiri Mas Daniel hingga akhirnya dia menyerahkan semua bukti itu ke kepolisian."


"Aku salah Zul.. Aku salah.. Sekarang dia tidak akan pernah memaafkan diriku. Sesakit ini ketika aku mulai membuka hati sama seseorang tetapi justru malah kembali terluka."


"Semua sudah terjadi. Ikhlaskan takdir yang sedang menimpa kita. Baik ataupun buruk. Yang penting sekarang, kamu harus pulih dan bangkit dari keterpurukan. Ini hanya masalah waktu, Nafisah. Aku yakin suatu saat Daniel akan memaafkanmu."


Flashback off.


Hanya mengingat semua itu, Nafisah sampai menitikkan air mata. Kejadian itu tepat saat kehamilannya berusia 5 bulan. Dan sekarang, kehamilan yang sama juga berusia 5 bulan.


Nafisah mengusap pelan perutnya yang sudah membuncit. Ia menarik napas dan menghirup udara sebanyak-banyaknya agar rongga dadanya tidak begitu sesak.

 
Adelard kembali mencurigainya dan berpikir yang tidak-tidak padanya.


"Nak, kali ini kita harus sama-sama kuat. Mama janji tidak akan kehilangan kamu. Sama seperti saat Mama kehilangan calon Kakakmu di masalalu.."



****



Mulai ada titik terang kan 😌



Makasih ya udah baca... Jgn lupa nantikan chapter 32 melalui story link instagram aku seperti biasa.



Follow ya lia_rezaa_vahlefii



With Love, Lia
Sehat selalu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar