Chapter 35 : Kembali Membawa Luka Atau Harapan? - Hai, Assalamu'alaikum Readers

Selasa, 22 Agustus 2023

Chapter 35 : Kembali Membawa Luka Atau Harapan?

 



Zulfa yang tadinya berdiri melihat Marcello dan Adelard saling berdebat karena emosi, kini dirinya pun langsung melemas. Mendengar Rafa di culik ternyata berhasil membuat kedua kakinya seperti tidak berdaya untuk berpijak di bumi.


"Apa? Di culik?" Marcello masih tidak percaya apalagi saat ini wajahnya juga syok.


Tiba-tiba Adelard menerobos masuk kedalam apartemen Marcello. Zulfa sampai kesal di buatnya karena suami bestienya itu bertindak tidak sopan.

 
Tetapi Adelard tidak perduli, dia terus menelusuri seisi ruangan.


"Zulfa biarkan saja dia." cegah Marcello begitu melihat istrinya yang hendak mendatangi Adelard.


"Tapi dia itu nggak sopan!"


"Kita tidak perlu takut apa yang dia lakukan sekarang. Toh kenyataannya kita memang tidak menculik Rafa kan?"


"Kalau bukan kita lalu siapa yang melakukannya?"


Marcello langsung terdiam. Di saat yang sama, air mata menetes di pipi Zulfa. Wajahnya terlihat khawatir sekali. Karena biar bagaimana pun Rafa pernah bersamanya sejak kecil.


"Sayang.." Marcello menghapus air mata di pipi Zulfa. "Aku akan bantu Adelard mencari Rafa."


Tiba-tiba Adelard kembali mendatangi keduanya. "Rafa tidak ada. Maaf sudah menuduh kalian. Aku akan ke kantor polisi."


"Bagaimana dengan Nafisah? Dia baik-baik aja kan?" sela Zulfa dengan cemas.


"Sekarang dia di IGD. Tadi aku menemukannya pingsan di ruang tamu. Maaf aku harus berangkat sekarang."


Adelard langsung pergi tanpa harus menunggu respon Zulfa. Padahal tadinya Zulfa ingin berbicara. Zulfa mengehela napas dengan rasa khawatir. Setelah kepergian Adelard, suasana langsung kembali menjadi hening.


"Aku akan ke kantor polisi juga dan membantu Adelard menemukan Rafa."


Zulfa tak menjawab. Air mata terlihat menetes di pipinya. Menyadari hal itu, Marcello mendekat dan memeluk istrinya.


"Aku takut kalau Rafa-"


"Jangan katakan apapun." Marcello semakin erat memeluknya. Zulfa hanya bisa terisak dalam dekapannya.


"Aku memang tidak bisa mengatakan apapun secara lisan. Tetapi hatiku tentu tidak akan pernah bisa berbohong ketika berada di situasi seperti ini. Aku khawatir."


"Jika kau tidak bisa mengatakannya secara lisan, maka aku ingin bertanya langsung ke hatimu. Bukankah kau tadi bilang kalau kau tidak bisa berbohong kaena hati?"


Zulfa langsung mengangguk pelan. Wajahnya sudah basah oleh air mata. Bahkan hatinya sudah benar-benar lelah.


"Rafa putra kita kan?"


Marcello melepaskan pelukannya pada Zulfa. Yang ada dia malah berganti dengan memegang kedua pipinya. Menatap secara intens kedua iris kecoklatan itu dengan sendu. Begitupun dengan Zulfa.


Dan akhirnya.... 


Zulfa pun mengangguk pelan bersamaan dengan bulir air mata yang akhirnya menetes di pipi Marcello. Marcello tidak pernah menangis sebagai pria dewasa.


Tetapi malam ini..


Dia meneteskan air mata karena suatu alasan yang berhasil menyentuh hatinya. Sadar bahwa selama ini Zulfa memang tidak pernah menggugurkan calon anak mereka seperti ancamannya di masalalu saat dirinya menolak bertanggung jawab karena terlanjur masuk penjara akibat perkara hukum yang lain.


"Aku janji akan menemukannya."


"Tolong temukan dia, Marcello... Please. Putra kita, Aku mengkhawatirkannya.."


****


Akhirnya..  🤧🤧


Marcello langsung terharu meskipun keduanya saat ini sama-sama khawatir dengan nasib Rafa.


Makasih ya udah baca. Jgn lupa nantikan chapter 36 selanjutnya di akun story Instagram lia_rezaa_vahlefii


Jgn lupa follow 🤍

Tidak ada komentar:

Posting Komentar