Chapter 80 : Mencintaimu Dalam Diam - Hai, Assalamu'alaikum Readers

Jumat, 17 Januari 2020

Chapter 80 : Mencintaimu Dalam Diam







Suara deringan ponsel bergetar. Arvino merogoh ponselnya lalu menerima panggilan tersebut. Ternyata dari asistennya yang berada di Indonesia.
"Tuan ini gawat!"
Arvino mengerutkan dahinya. "Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"
"Ini! Paman istri anda. Dia mengamuk!"
"Mengamuk?" Arvino memperhatikan  jam ketika saat ini jam menunjukan pukul 19.00 malam. Sebentar lagi ia akan tiba di lokasi tempat Omanya. "Maksudmu Afnan?"
"Iya. Afnan! Dia terus berontak dan-"
"Ikat saja dia. Sumpal mulutnya pakai bungkus bakso."
"Apa? Tapi tuan-"
"Jalankan saja perintahku! Pria itu memang merepotkan saja."
Klik panggilan terputus. Dengan kesal Arvino mengantongi ponselnya. Biarkan saja Afnan. Sudah ke Amerika dengan gratisan malah menyusahkan saja pakai mengamuk.
Tak lama kemudian Aiza baru saja keluar dari salah satu minimarket dan membuka pintu mobilnya.
"Ayo mas. Aku sudah beli cemilan."
Aiza memperlihatkan tas plastik berisi Snack kesukaannya. Arvino hanya tersenyum geli.
"Cepat masuk. Diluar dingin sekali."
"Iya mas." Aiza sudah masuk kedalam dan memeluk erat lengan Arvino. "Maaf ya mas jika aku merepotkan. Bawaannya laper terus."
"Tidak masalah." Arvino mencium pipi Aiza. "Sepertinya little Raihan suka mengemil ya di dalam perut."
Arvino dan Aiza tertawa bersama hingga akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kediaman oma Arvino karena bunda Ayu sudah menunggunya disana.
****
"Masya Allah mantu kesayangan bunda."
Semua keluarga berkumpul di rumah Oma Arvino. Aiza merasa malu karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan keluarga besar Arvino yang murni berdarah Amerika.
Pernikahannya yang dadakan sesuai permintaan Arvino beberapa bulan yang lalu membuat keluarga besar di Amerika itu tidak dapat hadir melihat proses akad nikah cucu mereka.
"Perkenalkan. Ini loh istrinya Arvino. Namanya Aiza."
Aiza hanya tersenyum canggung ketika saat ini Ayu merengkuh pundaknya. Meskipun kakek dan Nenek Arvino non muslim, mereka tetap bersikap baik dan toleran untuk menghargai sesama.
Dari jarak beberapa meter, ada Fikri yang kini terlihat tidak perduli dan memilih pergi dari sana. Aiza yang menyadari hal itu hanya bisa diam dan membuat hatinya sesak.
"Aiza. Ini kakek dan nenek Arvino."
Aiza hanya tersenyum ramah. Ia bisa melihat semua keluarga Arvino di Amerika yang memiliki iris mata berwarna biru dan Aiza bisa membayangkan bila putranya nanti kemungkinan besar akan lahir dengan wajah blasteran beriris biru.
Seorang pelayan pun datang menghampiri Aiza dengan sopan lalu membawa Aiza ke kamar untuk segera beristirahat.
Aiza hanya menurut lalu Ayu pun menemani Aiza. Sedangkan Arvino, pria itu memilih berkumpul sejenak dengan keluarga besar mereka.
Sesampainya di kamar, bunda Ayu mengajak Aiza duduk disebuah sofa empuk lalu memeluk Aiza dengan erat.
"Bunda kangen banget sama kamu. Kamu sehat aja kan? Kandungan kamu gimana? Cucu kesayangan bunda baik-baik aja kan?"
"Alhamdulillah baik Bun."
"Bunda kangen dan pengen elus-elus perut kamu."
Aiza hanya menurut. Sambil tersenyum canggung ia pun duduk di samping bunda Ayu dengan santai.
"Aiza.. bunda minta maaf atas nama putra bunda ya."
"Maksud bunda? Minta maaf kenapa?" tanya Aiza bingung.
"Gara-gara kebodohan Arvino, hampir saja kamu keguguran."
Aiza terkejut. "Bu-bunda tau?"
"Tentu saja bunda tau. Selama ini bunda terhubung dengan dokter Dewi yang menjadi dokter spesialis kandungan kamu melalui Devian di rumah sakit. Bunda syok dan gak nyangka kalau Arvino itu kebangetan!"
Aiza menggenggam tangan bunda mertuanya.
"Aiza tidak apa-apa Bun. Aiza sudah memaafkan mas Vin."
"Ya tapi tetap aja Bunda itu merasa tidak enak sama kamu nak."
Bukannya menjawab, Aiza hanya memeluk bunda ayu dengan erat. Menumpahkan perasaan rindunya selama ini. Ayu tersenyum dan mengusap pipi Aiza.
"Sehat terus ya nak. Bunda sayang sama kamu."
"Aiza juga sayang sama bunda."
Ayu hanya mengangguk lalu meraih Al Qur'an di atas meja samping sofanya. Ia pun segera memakai kaca mata.
"Coba kamu bersandar dengan nyaman ya nak."
Aiza menurut lalu bersandar di sofa kemudian Ayu membuka halaman demi halaman lembar Al Qur'an. Ayu mengusap perut Aiza dengan lembut.
"Asalamualaikum calon anak soleh.." senyum Ayu. "Oma bacain surah Yusuf buatmu ya nak. Sehat terus didalam rahim. Jadi anak yang pinter dan ganteng kayak ayah Arvino ya."
Aiza terkekeh geli begitupun bunda Ayu. Ayu pun mulai membaca surah Yusuf dengan khusyuk sehingga tanpa ia sadari kedua mata Aiza berkaca-kaca karena bersyukur memiliki ibu mertua yang menyayanginya. 
****
Tidak ada dalam syariat yang menjelaskan bahwa seorang wanita yang hamil dianjurkan membaca surat tertentu agar janinnya jadi anak yang cerdas atau tampan. Jika ada yang berkeyakinan demikian tanpa ada dalil, maka dia telah berkata mengenai agama Allah apa yang tidak ia ketahui. Tidak diragukan lagi bahwasanya Alquran secara keseluruhan baik, berkah, dan berpahala, namun bukan berarti kita bisa menyandarkan perkara kepada Alquran yang dikehendaki oleh keinginan kita atau yang diinginkan oleh anak-anak kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 6)

Imam Al Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya Allah yang menciptakan; jelek atau tampan, hitam atau putih, tinggi atau pendek, sempurna atau cacat, dan lain sebagainya.” (Al Jami’ li Ahkamil Quran, 1:927)

Namun demikian tidak mengapa seorang wanita yang hamil menyibukkan diri dengan membaca Alquran dan mendengarkannya karena ada penelitian di bidang kedokteran yang menyatakan suara-suara dari luar bisa mempengaruhi janin. Apabila suara yang didengar adalah suara orang yang membaca Alquran, diharapkan keberkahan dan kebaikannya akan berpengaruh terhadap janin tersebut tanpa merinci dan membatasi jenis keberkahan dan kebaikan tersebut.
Disadur dari: islamqa.com
****
Terima kasihnya sudah baca part ini. Meskipun di Indonesia lagi ruwet sama Afnan palsu, setidaknya saat ini Aiza sedang tenang dan bersyukur bisa ketemu bunda mertuanya lagi.
😆😆😆😆
Sehat selalu buat kalian. Semoga lancar puasanya.





With Love 🖤LiaRezaVahlefi

With Love 🖤
LiaRezaVahlefi
Instagram 
lia_rezaa_vahlefii


LANJUT CHAPTER 81. KLIK LINK NYA : 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar